Contoh Tinjauan Pustaka – Pengertian, Langkah, Fungsi, Lengka

Desacanggu.id – Membuat sebuah karya tulis ilmiah tidak boleh sembarangan dan harus memperhatikan kaidah yang ada, termasuk tinjauan pustaka. Bagian ini memang agak rumit dan sulit dibuat, sehingga tidak ada salahnya kalau melihat beberapa contoh tinjauan pustaka karya ilmiah orang lain.

Tinjauan pustaka adalah bagian penting dan tidak boleh ditinggalkan setiap kali membuat sebuah karya tulis ilmiah. Karya ilmiah berbentuk apapun harus menyertakan sebuah tinjauan pustaka, mulai dari proposal, makalah, skripsi, tesis hingga jurnal.

Mengingat begitu pentingnya tinjauan pustaka, maka siapapun yang sedang membuat karya ilmiah harus membuatnya dengan sungguh-sungguh. Tinjauan pustaka harus disusun dengan sistematis dan terstruktur serta mengandung inti dari topik penelitian yang dilakukan.

Pengertian Tinjauan Pustaka

Pengertian-Tinjauan-Pustaka

Tinjauan pustaka disebut juga kajian pustaka, yaitu sebuah tindakan peninjauan atau pengkajian ulang pada pustaka-pustaka yang terkait yang sebelumnya sudah ada dan berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Tinjauan pustaka berbeda dengan landasan pustaka atau landasan teori, meskipun keduanya terlihat serupa dan hampir sama. Tinjauan pustaka ini memiliki fungsi yang cukup penting didalam sebuah laporan penelitian ilmiah.

Tinjauan pustaka dapat juga diartikan sebagai kegiatan untuk melakukan pengkajian kembali terhadap beragam literatur yang telah dipublikasikan oleh penulis karya ilmiah lainnya, dan tentunya berhubungan dengan topik penelitian.

Seseorang yang akan menyusun sebuah karya ilmiah harus memasukkan tinjauan pustaka pada bagian pendahuluan. Sebuah tinjauan pustaka wajib berisi pemaparan tentang tema dan mengindentifikasi berbagai teori yang relevan yang berhubungan dengan topik penelitian.

Jadi, sebuah tinjauan pustaka tidak hanya mencantumkan daftar publikasi maupun penelitian-penelitian yang sudah pernah ditulis sebelumnya. Didalam tinjauan pustaka berisi tentang saripati dari berbagai hasil penelitian terdahulu dengan topik yang serupa.

Selain itu, fungsi tinjauan pustaka adalah sebagai upaya untuk menjelaskan tentang gambaran yang terdapat pada topik penelitian yang akan dilakukan sekaligus untuk menberikan jawaban atas tantangan yang mungkin saja bisa datang saat memulai sebuah kegiatan penelitian.

Aspek dalam Penulisan Tinjauan Pustaka

Aspek-dalam-Penulisan-Tinjauan-Pustaka

Dalam membuat contoh tinjauan pustaka harus memenuhi dan memuat beberapa kriteria maupun aspek-aspek tertentu. Sebuah tinjauan pustaka harus mengandung aspek-aspek berikut ini.

1.     Mutakhir

Suatu penelitian meskipun mengangkat tema yang sama, tetapi pasti mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Dengan alasan itulah maka sebuah tinjauan pustaka juga harus dibuat berdasarkan referensi-referensi yang mutakhir atau up to date supaya tidak ketinggalan zaman.

Cukup sering terjadi, penelitian yang telah dilakukan dulu dijadikan sebagai dasar penyusunan hipotesa pada penelitian di masa sekarang. Tujuannya adalah untuk melakukan pengujian pada teori yang telah diungkapkan pada penelitian sebelumnya.

Tidak mungkin seorang peneliti di masa tahun 2020-an masih menggunakan teori-teori tahun 1990-an, sekalipun topik yang diangkat sama. Seharusnya, peneliti mencari dan memilih referensi terkait yang lebih mutakhir, misalnya teori yang baru dibuat pada tahun 2000-an.

2.     Relevan

Perhatikan juga relevansi atau keterkaitan referensi yang dipakai dengan topik permasalahan yang diangkat pada penelitian. Carilah buku, jurnal ataupun karya ilmiah lainnya yang relevan dengan apa yang menjadi tema penelitian.

Misalnya, jika topik penelitian adalah mengenai kenakalan remaja, carilah contoh tinjauan pustaka yang berasal dari berbagai makalah, skripsi ataupun jurnal bidang psikologi perkembangan, bukan tentang kesehatan.

3.     Bobot Ilmiah

Penulis karya ilmiah tidak bisa sembarangan memilih literatur dan referensi yang digunakan pada tinjauan pustaka. Semua literatur dan referensi yang dimasukkan dalam sebuah tinjauan pustaka harus memiliki bobot ilmiah sesuai bidang yang diteliti.

Selain itu, literatur yang dipakai tersebut juga harus ditulis oleh akademisi ataupun pakar yang memang mempunyai kompetensi pada bidang keilmuan tertentu. Artinya, tidak semua buku, makalah ataupun hasil penelitian yang ada dapat dijadikan literatur pada tinjauan pustaka.

4.     Aspek Penelitian

Sebuah tinjauan pustaka pada suatu karya tulis ilmiah hendaknya bisa memberikan penjelasan secara tepat mengenai semua aspek yang diangkat dalam penelitian. Tinjauan pustaka seharusnya dapat memberikan penjelasan tentang apa yang menjadi konteks pada penelitian.

Disamping itu, suatu tinjauan pustaka juga harus mengandung pendapat yang cukup kuat dan saling terkait secara rasional. Tanpa aspek tersebut, sebuah penelitian tidak dapat dikatakan valid dan bisa dipertanggungjawabkan.

5.     Padat

Dalam menyusun contoh tinjauan pustaka, masih ada satu aspek lagi yang perlu diperhatikan yaitu sifatnya padat. Apa yang dimaksud tinjauan pustaka itu harus padat? Padat disini artinya ditulis menggunakan bahasa yang mudah dipahami, lugas dan tidak bertele-tele.

Mengapa suatu tinjauan pustaka harus dibuat dengan bentuk yang padat, alasannya adalah supaya peneliti yang selanjutnya dapat menjadikannya sebagai sumber literatur atau rujukan. Selain itu, tinjauan pustaka yang padat dapat membuat tingkat literasi meningkat.

Cara Membuat Tinjauan Pustaka

Cara-Membuat-Tinjauan-Pustaka

Orang yang baru pertama kali membuat suatu karya tulis ilmiah, biasanya akan menghadapi kesulitan dalam menyusun tinjauan pustaka. Sebenarnya ada cara mudah untuk membuat tinjauan pustaka, yaitu :

  1. Buat dulu outline yang sesuai dengan kata kunci informasi yang diperlukan dalam penelitian. Pembuatan outline ini dapat dilakukan dengan mencari inti dari teori-teori umum sesuai tema penelitian.
  2. Cari referensi atau sumber rujukan yang relevan dengan tema penelitian. Pencarian referensi ini dapat dilakukan melalui buku, jurnal atapun internet.
  3. Pakailah bahasa sendiri untuk menjelaskan inti penelitian yang dituliskan dalam tinjauan pustaka.

Contoh Tinjauan Pustaka untuk Skripsi

Contoh-Tinjauan-Pustaka-untuk-Skripsi

Berikut ini adalah contoh tinjauan pustaka skripsi dengan tema kadar hemoglobi pada ibu hamil trimester ketiga.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kadar Hemoglobin (Hb)

2.1.1 Pengertian

Kadar hemoglobin adalah patokan yang digunakan dalam hemoglobin rendah,normal atau tinggi.fungsi patokan ini biasa digunakan sebagai tindakan pengobatan secara medis seperti seseorang yang memiliki kadar hemoglobin yang tinggi harus menjalani flebotomi atau pengurangan darah,sedangkan kadar hemoglobin rendah diberikan asupan zat besi sebagai penambah darah.(7)

Hemoglobin merupakan zat warna yang dapat dalam darah merah yang berguna untuk mengangkut oxsigen (O2) dan kadar CO2 dalam tubuh.(8) Hemoglobin adalah ikatan antra protein,besi dan zat warna,Hemoglobin dapat diukursecara kimia dan julah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indek kapasitas pembawa oxsigen pada darah merah. (9)

2.1.2 Klasifikasi Kadar Hemoglobin

Kadar Hemoglobin menjadi acuan yang dipergunakan secara luas untuk menentukan bagaimana status kondisi kesehatan seseorang, apakah mengalami anemia atau tidak pada skala luas. Batas normal kadar hemoglobin menurut kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2.1 Batas Kadar Hemoglobin

 

Kelompok Umur

 

 

Batas Nilai Hemoglobin

(gr/dl)

Anak 6 bulan- 6 tahun 11.0
Anak 6 tahun – 14

tahun

12,0
Pria Dewasa 13,0
Ibu Hamil 11,0
Wanita Dewasa 12.0

(Sumber :WHO, dalam Arisman 2010)

 2.2 Fungsi Hemoglobin (Hb)

 

Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh sel untuk dikeluarkan dari tubuh. Mioglobin berperan sebagai menerima, menyimpan dan melepaskan oksigen didalam sel-sel otot. Sekitar 80% besi tubuh berada didalam hemoglobin. Adapun fungsi hemoglobin menurut Almatsier (2005), antara lain:

  1. Mengatur terjadinya pertukaran O2 (Oksigen) dengan CO2 (karbondioksida) pada jaringan-jaringan yang ada di dalam
  2. Mengambil oksigen yang berasal paru-paru lalu dibawa menuju kepada jaringan tubuh dan selanjutnya akan dipakai sebagai bahan

Membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin.

Anemia sering disebut dengan KD (kurang darah) yaitu kondisi dimana kadar Hb yang ada pada darah jumlahnya kurang dari batas normal yang seharusnya (12gr/dl). Kondisi anemia tersebut dapat menyebabkan penurunan daya tahan tubuh, menurunnya kebugaran tubuh, mengurangi kemampuan dan konsentrasi belajar, serta tumbuh kembang terhambat.

Kondisi anemia juga sangat berbahaya pada masa kehamilan dan juga di masa yang akan datang. (10). Anemia merupakan kondisi dimana masa eritrosit dan Hb yang beredar di dalam tubuh tidak bisa memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan didalamnya.(11)

Anemia sebagai keadaan dimana kadar Hb rendah disebabkan oleh kondisi patologis. Rendahnya kadar Hb atau berkurangnya jumlah dan mutu sel darah merah yang berfungsi sebagai sarana transportasi zat gizi dan oksigen untuk proses fisiologis serta biokimia pada jariangan tubuh. Anemia terjadi kepada 1/3 perempuan selama masa kehamilan trimester III dan penyebabnya yang umum adalah kekurangan zat besi serta asam folat.

Jumlah darah di dalam tubuh wanita hamil meningkat 20-30% sehingga memerlukan peningakatan asupan zat besi. Penting pada periode ini melalukan pemeriksaan kadar Hb untuk mendeteksi gejala anemia. Anemia pada ibu hamil sangat mempengaruhi keadaan kesehatan ibu dan bayi selama proses persalinan. Ibu hamil yang mengalami anemia berat dapat meningkatkan risiko morbilitas dan mortalitas pada ibu maupun bayi, bayi dengan BBLR dan premature. (12).

2.2.1 Kadar Hemoglobin (Hb) pada Ibu Hamil

 

Indikator penilaian anemia salah satunya melalui kadar Hemoglobin (Hb). Hemoglobin tersusun atas unsue heme dan protein globin. Salah satu komponen pembentukan heme adalah zat besi (Fe). Zat besi terdapat secara alami pada sayur-sayuran, buah dan protein hewani maupun nabati. Zat besi dari sayuran (non heme) mempunyai daya serap 1-6% lebih rendah adaripada zat besi yang berasal dari hewan (heme), yaitu mencapai 7-22%.

Hemoglobin merupakan senyawa protein yang kompleks dan tersusun dari protein dan senyawa bukan protein (heme). Heme adalah senyawa yang tersusun dari senyawa porfirin dimana bagian pusatnya ditempati oleh logam besi. Hemoglogin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk menentukan prevelensi anemia. Hemoglobin berfungsi untuk membaw oksigen pada sel dara merah, sehingga kandungan Hb yang rendah bisa mengindikasikan anemia.

Peningkatan Hemoglobin juga dapat dilakukan dari asupan makanan yang asalnya dari sarikurma maupjn jus buah-buahan terutama buah bit. Sari kurma dapat meningkatkan kadar Hemoglobin pada ibu hamil karena mengandung zat besi (Fe) dalam jumlah yang tinggi. (13)

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya menjadi meningkat selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untik tumbuh kembang janin, pertambahan organ kandingan, perubahan komposisi dan metabolisme pada tubuh ibu.

Kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat kehamilan dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna. Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali jumlahnya kurang adalah energi, protein dan beberapa mineral lainnya, seperti zat besi, vitamin C dan kalsium.

Meskipun bagi beberapa orang membuat contoh tinjauan pustaka bukan suatu hal yang mudah, namun dengan mengetahui kaidah penulisannya, diharapkan bisa menjadi lebih mudah. Tinjauan pustaka dari karya ilmiah milik orang lain dapat dijadikan acuan ataupun referensi.

Baca Juga :