Hari Raya Idul Adha senantiasa mengingatkan kita sebagai umat muslim kepada salah satu peristiwa yang dialami Nabi Ismail AS yang akan disembelih oleh ayahnya, Nabi Ibrahim AS atas perintah Allah SWT. Adapun Doa Nabi Ismail ketika akan disembelih pada pembahasan ini.
Salah satu peristiwa terjadinya hari raya Idul Adha atau kurban dan ini merupakan ujian sangat berat yang dialami oleh Nabi Ibrahim dan istrinya. Tapi dengan keteguhan hati dan keikhlasan Nabi Ismail AS, akhirnya ia merelakan anaknya.
Peristiwa Ismail AS akan disembelih ini terjadi pada tanggal 10 Dzulhijjah, pada saat itu juga Nabi Ismail meminta sesuatu sebelum di sembelih. Terus simak kisah lengkap beserta doa Nabil Ismail ketika akan disembeli pada pembahasan yang ada di bawah ini.
Kisah Nabi Ibrahim AS yang Mengawali Doa Nabi Ismail Ketika Akan Disembelih Oleh Ayahnya Sendiri
Kisah Nabi Ibrahim ini dapat kita lihat dalam Q.S Ash Shaafat, ayah 100-111. Dimana telah disebutkan bahwa Nabi Ibrahim berdoa agar diberikan keturunan oleh Allah SWT. Kemudian doa tersebut dikabulkan oleh Allah SWT.
Kabar gembira ini sangat disyukuri oleh Nabi Ibrahim AS dengan diberikan anak yang sangat sabar. Kemudian anaknya, Nabi Ismail tumbuh dan mencapai usia dewasa untuk melanjutkan pekerjaan Ayahnya.
Diperkirakan umur Ismail AS saat itu adalah belasan tahun dan umur ayahnya, Ibrahim AS berumur 100 tahun dengan keadaan mulai lemah dan hanya bisa mengandalkan sang anak. Disinilah puncak rasa cinta dan sayang seorang ayah kepada anaknya, dan Allah SWT memerintahkan Ibrahim AS untuk menyembelihnya.
Hal tersebut tertuang pada firman Allah:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi([6]) bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar“. (QS. Ash-Shaffat : 102)
Bermimpi Diperintahkan Allah SWT Untuk Menyembelih Ibrahim AS
Mimpi yang Ibrahim AS dapatkan untuk ketiga kalinya secara berturut-turutpun tidak ada penawaran sama sekali kepada Allah. Diketahui derajat wahyu Nabi yang terendah ialah melalui mimpi.
Ujian ini bahkan lebih berat dibandingkan ujian Ibrahim yang dilemparkan ke lautan api yang luas. Inilah bukti kecintaan seorang Ayah kepada anaknya melebihi cinta kepada dirinya sendiri.
Dengan perintah Allah SWT, Ibrahim pun berkata dengan kondisi sangat tenang:
يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ
“Hai anakku sesungguhnya aku sedang melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu”.
Walaupun perintah penyembelihan anaknya berasal dari derajat wahyu paling rendah, tapi Ibrahim AS tidak sedikitpun merasa ragu. Kemudian beliau menyampaikannya kepada Ismailm AS dengan pelan “Sesungguhnya Allah SWT telah memerintahkanku untuk menyembelihmu, maka kamu harus taat”.
Namun sang Ayah menyampaikan hal tersebut dengan bentuk penawaran “Maka pikirkanlah, bagaimana pendapatmu”?. Hal ini untuk menunaikan perintah dan ketaatan tanpa adanya keterpaksaan.
Ternyata Ismail AS tidak kalah sabarnya dengan Ayahnya, Ibrahim AS dan menjawabnya dengan sangat bijak. Sang Ayah pun takjub dan ujian paling berat dari Ibrahim AS pun dimulai.
Memulai Penyembelihan Ismail AS
Allah SWT memuji sang Ayah dan Anak dimana keduanya telah berserah. Ini termasuk Islam yang sebenarnya pasrah dan tunduk dengan perintah Allah SWT.
Kemudian Nabi Ibrahim AS pun membaringkan Ismail diatas pelipisnya supaya ia tidak melihat ekspresi wajah anaknya yang merasakan kesakitan saat proses penyembelihan, sedang berlangsung.
Hal tersebut tertuang pada Q.S As-Sooffaat ayat 103, Allah berfirman:
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ
Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
Selain itu, untuk tidak ragu dan mundur pada ujian berat ini, kemudian Nabi Ibrahim AS menyembelih anaknya dan Ismail pun sudah pasrah. Melihat kesungguhan hati mereka berdua, Allah berkata dalam Q.S As-Soofaat ayat 104-105
وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ، قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Allah SWT Menggantinya Dengan Domba
Allah SWT menghentikan penyembelihan tersebut, Ibrahim AS sudah menjalankan perintah. Dalam Q.S As-Sooffaat, ayat 106, Allah berkata:
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (QS As-Sooffaat : 106)
Setelah itu, Allah SWT menurunkan penggantinya. Hal tersebut tertuang dalam Q.S As-Sooffaat, ayat 107 yakni:
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (QS As-Sooffaat : 107)
Kemudian, Allah berfirman:
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ، سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ، إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ
“Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu)”Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.” (QS. Ash-Shaffat : 108-111)
وَبَشَّرْنَاهُ بِإِسْحَاقَ نَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan Kami beri dia kabar gembira dengan (kelahiran) Ishaq seorang Nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ash-Shaffat : 112)
Baca Juga: Tanda-Tanda Kiamat dalam Al Quran yang Sudah Muncul 2023
Inilah Doa Nabi Ismail AS Ketika Akan Disembelih dan Doa Lainnya
Nabi Ismail AS adalah anak yang begitu dicintai dan disayangi oleh Ayahnya, Ibrahim AS dan istrinya. Tatkala sebelum proses penyembelihan, Ismail AS berdoa:
سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya : “Insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
Kisah yang dapat diambil tentang kurban yang dilakukan secara ikhlas karena Allah SWT telah mencontohkan kepada seluruh manusia agar terus patuh kepada orang tua apabila memang perintah tersebut baik dan bukan maksiat.
Inilah Doa Nabi Ismail AS yang Ada Dalam Al-Qur’an
Adapun doa Nabi Ismail AS setelah meninggalkan ka’bah dengan penuh rasa kekhawatiran dimana yang dilakukan ternyata tidak diterima Allah SWT. Inilah yang membuat Ismail AS berdoa kepada Allah SWT untuk menerima sebaga amal yang telah diperbuat sebagai kebaikan.
Berikut adalah doa Nabi Ismail yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 127-128:
رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ ﴿١٢٧﴾ رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
Artinya :
Ya Rabb kami! Terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Rabb kami! Jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Baca Juga: Doa Nabi Sulaiman Mengusir Semut dan Untuk Kekayaan Lengkap
Makna dan Pelajaran yang Menjadi Pelajaran Dari Kisah Nabi Ismail AS dan Ibrahim AS
Dengan kisah tersebut, kita dapat banyak pelajaran yang bisa diambil tentang pengorbanan semata-mata hanya menjalankan perintah Allah SWT. Beberapa diantaranya akan admin desacanggu.id berikan di bawah ini.
1. Berdoa Mendapatkan Anak yang Shalih: Kita harus selalu berdoa agar dianugrahkan anak yang shalih, karena diantara anugrah paling besar yang didapatkan seseorang adalah diberikan anak yang shalih.
2. Selalu Meminta Pertolongan dan Berdoa Kepada Allah: Sebagai hambanya untuk terus beribadah kepada Allah karena segala pertolongan dan perlindungan hanya dari Allah SWT.
3. Musyawarah Antara Ayah dan Anak: Ketika Ayah dan anak sedang dalam permasalahan besar, sebaiknya unutk menyelesaikan permasalah tersebut dengan cara bermusyawarah. Termasuk anak yang merupakan anak yang shalih dan berhubungan dengan sang anak.
4. Ujian Orang Beriman: Setiap orang pasti memiliki ujian yang berbeda-beda, bahkan orang beriman sekalipun. Dengan semakin tingginya keimanan seseorang, ujian yang diterima akan semakin berat. Hal tersebut telah dihadapi oleh Ismail dan Ibrahim melalui firman Allah:
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata (QS As-Sooffaat : 106)